Tahun lalu, 2009, dua mahasiswa sarjana bimbinganku datang ke ruanganku. Seperti biasa tiap minggu rutin dia lakukan karena memang bagian wajib dari bimbingan skripsinya.
Dari sekian banyak dan panjang diskusi kami, dengan agak ragu salah seorang dari kedua mahasiswaku tersebut berkata, "Pak, saya mau aplikasi untuk Summer College di the Abdus Salam International Center for Theoretical Physics (ICTP), sebuah institusi bergengsi yang didirikan oleh Prof. Abdus Salam (alm) di Trieste, Italia dan lebih dikenal sebagai ICTP saja". Dia melanjutkan, "tapi, saya tidak berani pak karena saya hanya mahasiswa S1 dan sedikit sekali bekal ilmu yang saya miliki".
"Lho, yang memutuskan adalah ICTP. Tugasmu hanya melakukan aplikasi", komentarku cukup singkat. "Tapi saya juga belum pernah ke luar negeri", kilahnya untuk meyakinkan dirinya bahwa alasannya itu sudah benar. "Saya juga belum pernah ke luar negeri, kecuali ketika pertama kali berangkat ke luar negeri untuk sekolah lanjut tahun 1994 lalu", lanjutku mematahkan argumennya. "Kalau kamu tidak aplikasi, jelas kamu ditolak seratus persen. Bila kamu memasukkan aplikasi, maka kemungkinan diterima lima puluh persen," tambahku meyakinkan argumennya tidak benar. "Saya akan buatkan recommendation letter untuk keperluan tersebut dan saya bangga kalau kamu lolos terpilih".
"Baik kalau begitu pak; saya akan melakukan aplikasi", jawabnya mantap pertanda dia menyadari ketidakjelasan alasan-alasannya. Selang beberapa bulan, "alhamdulillah pak aplikasi saya diterima dan seluruh tiket, akomodasi sedang dibereskan pihak ICTP", dia mengucap syukur.
Singkat kata, beberapa bulan berikutnya dia berangkat ke Trieste, Italia. Setelah sekian minggu mengikuti Summer College tersebut, akhirnya dia pulang kembali ke Bandung. Aku tanyakan bagaimana kesan-kesannya. "Benar-benar sangat menyenangkan", katanya tegas-lugas. Aku timpali lagi, "karena sudah melakukan aplikasi, maka kamu telah menginjakkan kaki di Italia".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar